Apa itu MML?
MML adalah bentuk singkat dari Mahir Menulis Lagu. Adalah sebuah perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat di bidang pembuatan lagu. Aktivitasnya ramai di sebuah grup facebook “Mahir Menulis Lagu”. Salah satu event rutin yang diadakan setiap bulan adalah MML Songwritings Games. Dengan beberapa tantangan teknis tertentu yang diberikan, para peserta dituntut untuk berusaha dan memberikan karya terbaiknya untuk diikutsertakan dalam event ini.
Sebagai host dadakan yang ditunjuk, saya meminta seorang anak kecil yang sering kusebut “hacker” sebagai juri dadakan pula. Tugasnya adalah mengatakan YES atau NO pada 17 lagu karya peserta yang saya putar.
Bisa disimak di sini https://soundcloud.com/heni-susilo/sets/mml-songwriting-games-episode
Well, inilah ringkasan ulasan dari juri kecil kita tentang karya-karya peserta MML Songwritings Games Episode Ke-21 “Dua Satu”:
- Dian Suteja – Cahaya-Mu
Mendengar intronya, alisnya berkerut. Seperti sedang menyelami lagunya. Begitu mendengar suara vokal, dia berujar, “Suaranya lucu!” Dia dengarkan lagunya sampai akhir dengan bibir yang merekah, menyeringai sampai giginya terlihat. Kemudian sampai akhir lagu dia berkata “YES!”
- Awan – Sesungguhnya
Mendengar intro, reaksinya hampir sama dengan lagu Cahaya-Mu, dahi mengerut seperti terhanyut oleh nuansa lagunya yang sedih. Begitu mendengar suara vokal, dia tertawa tapi kemudian ditahan. Tapi akhirnya dia berkata “YES!”
- Andri Erpe – Mengingat Kau
Hacker mendengarnya dengan mimik serius. Tapi kemudian dia berkata memecah kekhusyukan, “NO!” Ketika kutanyai kenapa No? Dia menjawab “Tidak apa-apa.” Hmmm. Misterius.
- Anisjenar – Kembali di Jalan-Mu
Intro yang terdengar jelas dengan suara instrument yang melengking, Hacker langsung menebak, “Ini gitar listrik, ya?” Saya menanggapinya dengan pertanyaan singkat, “Kok tau?” Kemudian dia menjawab, “Jelas itu suara gitar listrik!” Baiklah. Dia memberi “YES!” untuk lagu ini.
- Erik Wibowo – Semua Akan Indah pada Waktunya
Mendengar musiknya yang terdengar riang dia langsung menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Ada seutas senyum manis dari bibir mungilnya. “YES!” Jawabnya yakin.
- Fendi M. – Tempatku Kembali
“Mana suaranya? Lama banget?” Yak, dia menebak si penyanyi sedang mengingat-ingat chord gitar sehingga vokalnya tidak terdengar sampai sekian detik lamanya. “NO!” Maaf Om Fendi…
- Heni S. – Merindu-Mu
Dia mendengar sampai terdengar vokalnya. Begitu mendengar suara rendah seorang perempuan, dia berujar “NO!” Jahat sekali dia. Begitu kutanya alasan, lagi-lagi dia menjawab “Tidak apa-apa.” Hmmm. Mungkin takut menyinggung perasaan. Eh, btw, dia tidak tahu kalau ini suara tantenya. Suer! Tapi di akhir penjurian saya bocorkan kalau ini adalah lagu tantenya sendiri. Dan setelah kutanya kenapa NO, akhirnya dia memberi alasan yang jujur dan objektif. “Suaranya rendah, besar, kayak cowok!” Okey, baiklah. -_-
- Uwak – Pantaskah
“YES!”
- Urip Widodo – Di Pintu-Mu Aku Mengetuk
Mendengar vokal yang langsung muncul di awal lagu dengan gitar yang terdengar jelas, sepertinya dia sedang mengingat-ingat sesuatu. Seperti merasa familiar dengan suara ini. Lalu kemudian dia tersenyum. Senyam-senyum sendiri. Tersipu seperti malu-malu. Entah kenapa. Hahaha. “YES!”
- Agung Bhakti Utama – Aku dan Tuhanku
“YES!”
- Hizbulloh – Waktuku (Tak Bisa Berpaling)
Begitu mendengar suara vokal, dia langsung berkata “NO!” Kutanya kenapa dengan wajah heran. Dia menjawab, “Suaranya WARWW WARWW!” Ada ada saja. 😀
- Ihap – Memohon
“YES!”
- Siti Sarah – Tak Kuragukan
“YES!” Sepertinya dia juga tidak meragukan untuk memberikan YES-nya.
- Andy Lyan Syah – Hilang Bentuk
Mendengar intronya dia terkaget-kaget, menarik-narik kepalanya ke belakang seirama suara intrument yang berbunyi demikian. Kemudian setelah mendengar suara “Hwiuuwiuuuu” itu, dia langsung menimpali “Kayak suara memanggil burung! Emmm, atau seperti ambulance! NO!” Saya terpingkal.
- Heru – Indahnya Hidup Bila Disyukuri
Begitu mendengar suara vokal, dia langsung bilang “NO!” Ketika kutanya kenapa, dia menjawab, “Lha itu sih kayak gitu!” Saya bertanya lagi, “Kayak gitu kenapa?” Dia hanya berkata, “Tidak apa-apa.”
- Ibit Iswanda – Renunganku
“NO!” Entah kenapa.
- Pong & Indika – Sesalku
Begitu mendengar suara gitar pada intro, air mukanya langsung bahagia. “Kayak suara gitarnya Babe!” Disambung dengan satu kata, “YES!”
Setelah menentukan 10 YES dan sisanya NO, kini saya memintanya untuk menentukan siapa juara 1 dan juara 2nya. Kutanya, “Kamu masih ingat mana mana yang bagus dan tidak menurutmu?”
“Nggak!”
“Baiklah.”
Saya putar lagi lagunya dari atas. Kemudian dia berhenti di lagunya Om Anisjenar “Kembali di Jalan-Mu” dan memilihnya menjadi juara pertama. Wow! Boleh tepuk tangan, kok! 😀
Setelah itu beralih ke lagunya Om Erik Wibowo. Dia tidak memilih ini sebagai juara karena dia tidak suka ada gema atau reverb-nya. Dia menjelaskannya dengan contoh yang pernah kita alami. “Kayak suara waktu nyanyi di ruang tamu semalem!” Oh… Baiklah. Selera memang tidak pernah bohong.
Lalu dia berhenti lagi di lagunya Om Urip Widodo. Dia bertanya, “Yang tadi itu udah ada juara 1, ya?”
“Iya, udah. Emm, apakah kau akan berubah pikiran? Masih boleh ganti kok.”
“Ganti!” Jawabnya dengan yakin. “Yang ini juara 1, yang tadi juara 2.”
Yeay!! Beri tepuk tangan yang meriah!! *prokprokprok* 😀
Lanjut ke lagu-lagu berikutnya, mood-nya sudah hilang. Sepertinya dia mulai kelelahan. Lalu pergi begitu saja meninggalkanku. “Lanjutin Bulik aja!” Hey, ini kan tugasmu… -______-“
Ini adalah penilaian bonus dari Juri Alit yang mempunyai hobi menari dan menikmati lagu. Dengan kriteria yang dia buat sendiri dan tanpa ada pengaruh dari pihak mana pun. Demikian, terima kasih. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Hehehe.
Salam SmartHits!
Hacker & Heni
_______
Kota Ikhlas, 23 Juni 2016
3:00 PM